Selasa, 03 Juni 2014

Its me, with Berandal cast team

Wow!!
Siapa yang gak kenal dengan film the raid?
Film Indonesia yang mendunia ini, sangat populer belakangan. Adegan laga yang lebih real, dan tidak basa-basi dalam cerita, selalu cepat menyuguhkan adegan laga. Tapi, yang lebih membuat saya tertariknya adalah, Film ini membawa budaya asli indonesia sejak ribuan tahun lamanya, Pencak Silat.

Saat selesai casting,
Ya, sebagai sesama orang silat, inilah yang paling saya rindukan, setelah sebelumnya banyak film kung fu (Jet li, Jackie Chan) beredar, Judo (Steven Seagel), Wing Chun (Doni Yen), Muah Thay (Tony Ja), Sekarang Pencak Silat (Iko Uwais). Sulit dibayangkan bahwa film ini ternyata diterima di hati seluruh dunia, mengingat bahwa Pencak Silat sebenarnya adalah salah satu dari 5 Aliran bela diri paling berpengaruh di dunia *Pernah membaca di sebuah artikel.

Hadirnya film action yang membawa budaya asli indonesia ini, menjadi kebanggaan khususnya kepada saya sendiri. Sebagai orang yang ingin melestarikan silat juga di jalur perfilman. Sayapun tertarik dengan film the raid selanjutnya, Berandal.

Ridho dan Iko uwais
Setelah mengikuti casting fighters, dengan tes choreografinya. Alhamdulillah sayapun terpilih. Bertemu dengan sosok luar biasa sejak workshop, membuat hati saya bergeming, inilah dunia yang ingin saya tekuni. Bersalaman langsung dengan iko uwais, Yayan Ruhian, Gareth evans, dll sungguh pengalaman yang tak dapat dibayar dengan materi. Saya harap suatu saat nanti, saya bisa seperti atau bahkan lebih baik dari mereka semua. To be Actor, and Director.

Sedikit cerita, saya diterima sebagai fighters di Film The raid 2 - Berandal ini. Fighters jika diartikan secara bahasa indonesia adalah petarung, namun dalam konteks disini fighters adalah semacam orang yang berkelahi dengan peran utama, namun kalah. Fighters bukanlah peran, karena fighters tidak ada dialog. Kalaupun ada, mungkin hanya "AAaaaaaAAaa.....", seperti suara akan menyerang atau sakit karena kena pukulan. :)

Kang Yayan and me
Di film ini, awalnya saya mendapatkan posisi fighters di stage Warteg, sebagai polisi. Namun, karena ada beberapa pertimbangan dari action choreografer, maka saya dipindahkan, menjadi di stage Ware house. Dan di stage baru ini, saya cukup beruntung, atau cukup tidak beruntung. Mengapa beruntung? karena ternyata disini adalah final stage, dimana sang peran utama, iko uwais bertarung dengan lebih dari 20 orang. Dan saya mendapatkan adegan yang cukup sulit, mungkin bisa dibilang semi stuntman. Adegan saya adalah memegang iko dari belakang, namun iko berhasil lepas, lalu ia menghajar saya, dan di akhir mendorong kepala saya hingga terbentur besi di atas, kemudian  jatuh dimana bagian bawah berbentuk tangga. Beruntung karena ini adalah final stage, dan itu bagus. Kedua, saya mendapatkan adegan yang mungkin tidak semua orang bisa melakukannya (mungkin karena itu juga saya dipindahkan ke stage ini). Tidak beruntungnya, dalam pengambilan gambar saya mendapat luka sobek pada bagian atas pelipis telinga, beruntung tidak sampai dijahit. Hanya butuh perawatan dari tim medis. Ya, saya anggap ini sebagai kenang-kenangan dari The Raid 2 - Berandal :).
With the Director, Gareth Evans

Totally, saya puas dengan bergabung bersama tim berandal, ini adalah film produksi pertama saya. Ini membuat standar tinggi untuk memulai segalanya, mengingat salah satu impian saya adalah menjadi aktor, produser sekaligus sutradara handal. Saya banyak belajar, terima kasih atas kesempatan yang diberikan, saya akan jauh lebih baik dari anda. Bismillah.

Semoga postingan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar